Untuk Memenuhi Tugas PGP, Modul 3.3.a.10 Forum Berbagi Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Siswa
Peristiwa (Facts)
1. Latar Belakang
SDN Jimbaran I merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang terletak di lereng Gunung Bromo, yang merupakan bagian
dari jajaran gunung pada Pegunungan Tengger, tepatnya di Desa Jimbaran,
Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Sebagaimana daerah pegunungan pada
umumnya, kondisi tanah di sekitar SDN Jimbaran I termasuk tanah yang subur, dan
dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tumbuhan baik
sayuran, buah-buahan maupun tanaman keras/kayu-kayuan. Akan tetapi, kondisi
tersebut berbanding terbalik dengan kultur budaya masyarakat sekitar yang masih
cenderung negatif dalam beberapa hal, karena mungkin rendahnya tingkat
pendidikan mereka yang rata-rata hanya lulusan sekolah dasar saja. Itupun tidak
lebih dari 40 persen dari 5.000 lebih jumlah warga yang tinggal dan menetap di
desa tersebut. Hal ini nampak dari kebiasaan warga sekitar dalam mengelola
sampah, yaitu dengan cara langsung membuang ke sungai sekitar. Padahal sebagian
besar dari sampah tersebut berupa sampah anorganik/plastik. Akibatnya, saat
musim hujan tiba, sampah-sampah plastik tersebut terbawa aliran air sungai menuju
ke daerah hilir, tepatnya di daerah dataran rendah dan pesisir pantai, yang
setiap tahun terkena/langganan banjir karena banyaknya kiriman sampah dari
daerah pegunungan sebagai hulu sungainya.
2. Alasan
Berangkat dari uraian tersebut, maka
sebagai pendidik, guru merasa perlu membuat sebuah program kegiatan yang bukan
hanya berdampak kepada murid, melainkan secara masif dan terstruktur dapat mengeksplor
berbagai potensi yang ada, serta secara bertahap mampu merubah budaya pola
hidup warga sekitar sehingga menjadi lebih produktif dari sebelumnya. Hal tersebut
akan dijalankan dalam sebuah program kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) bernama Kader Lingkungan Murid Hijau (Si Hijau). Harapan
dari berlangsungnya program kegiatan ekstrakurikuler ini adalah mendapatkan
hasil yang maksimal dan memiliki dampak yang cukup luas.
3. Hasil
Adapun hasil yang diharapkan dari program
kegiatan ekstrakurikuler tersebut antara lain:
a. Input
Input pada kegiatan ini berupa waktu
pelaksanaan kegiatan yang terjadwal secara berkesinambungan, guru pendamping
yaitu wali kelas penanggungjawab, pamong lingkungan/pembina dari unsur guru,
instruktur/pemateri sebagai narasumber lingkungan, tumbuhan, sampah, alat
kebersihan, alat tanam dan alat olah sampah.
b. Aktivitas
Aktivitas awal yang mungkin muncul
sebelum atau pada saat program kegiatan ekstrakurikuler ini dijalankan dapat
berupa: konsultasi guru kepada kepala sekolah selaku pimpinan; koordinasi,
kolaborasi dan sosialisasi dengan rekan sejawat; penyusunan rencana program dan
jadwal kegiatan; pelaksanaan kegiatan secara rutin dan terbimbing oleh warga
sekolah sesuai dengan jadwal yang telah disusun; serta monitoring dan evaluasi
terhadap program yang ada.
c. Hasil Langsung (Output)
Adanya jadwal kegiatan yang terstruktur,
lingkungan sekolah yang bersih dan asri, pendampingan yang dilakukan oleh guru
pada kegiatan siswa, serta berbagai produk olahan tanaman (sabun/kue lidah
buaya) dan sampah (meubeler dari sampah plastik dan pupuk kompos dari sampah
organik) diharapkan menjadi output dari
kegiatan ekstrakurikuler ini.
d. Hasil Antara (Outcome)
Outcome dari program kegiatan ekstrakurikuler
ini adalah siswa memiliki kebiasaan merawat lingkungan agar sejuk dan asri, serta
terbiasa mengelola sampah dengan prinsip 4R (Reuse, Reduce, Recycle, Rethink).
e. Dampak (Impact)
Hasil sebagai dampak jangka panjang dari
program kegiatan ekstrakurikuler, diharapkan anak dapat tumbuh dengan sehat,
kreatif dan inovatif sehingga mampu menjadi pemimpin masa depan yang memiliki
kepedulian tinggi terhadap lingkungan.
4. Dokumentasi
a. Konsultasi dan Koordinasi
Konsultasi dengan kepala sekolah dan koordinasi dengan rekan sejawat (di luar jam kerja) terkait pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
b. Sosialisasi Program
c. Menanam Lidah Buaya
d. Memungut Sampah
e. Memilah Sampah
Perasaan (Feelings)
Dalam
menjalankan aksi nyata mengelola program yang berdampak pada siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bernama Kader
Lingkungan Murid Hijau (Si Hijau) yang telah diuraikan di atas, saya merasa
sangat bahagia, bersemangat, bangga dan optimis. Meskipun hanya berjalan selama
dua pekan saja, yaitu pada akhir pekan semester genap tahun pelajaran
2021/2022, atau tepatnya seminggu sebelum dan sesudah Penilaian Akhir Tahun
(PAT), rasa bahagia, semangat, bangga dan optimis sudah tersemat dan nampak
dalam segala aktivitas kegiatan ekstrakurikuler. Rasa bahagia dan semangat
muncul disaat melihat anak-anak yang sedang asyik mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dengan penuh semangat yang luar biasa. Beberapa siswa yang
ketika belajar di dalam kelas sering diam, terlihan antusias dalam mengikuti
kegiatan permulaan ekstrakurikuler tersebut walaupun hanya belajar untuk
memungut sampah yang ada di halaman kelas/sekolah. Bangga melihat anak-anak
mampu memilah sampah berdasarkan jenisnya (organik/anorganik), walaupun
beberapa diantaranya masih terdapat kesalahan dalam mengelompokkan sampah
tersebut. Yang jelas mereka para siswa sudah berani kotor untuk pungut dan
pilah sampah yang berserakan di halaman sekolah. Selain itu, rasa bangga juga
terasa begitu melihat siswa antusias dan berani kotor dalam menanam tumbuhan
lidah buaya di tempat bekas yang dibawa dari rumahnya. Selanjutnya optimis
bahwa jika kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambunga, bukan tidak mungkin hasil yang didapatkan juga kompleks, baik
hasil langsung (output), hasil antara (outcome) dan dampak (impact).
Pembelajaran (Findings)
Banyak
pelajaran yang diperoleh dari kegiatan yang telah dan sedang dilakukan. Bagi
guru, bahwa dalam mengelola program yang berdampak pada siswa, harus
memperhatikan segala potensi sumber daya yang ada, sebagai modal/aset sekolah
yang dapat dikembangkan sehingga menjadi lebih optimal, efektif dan efisien. Bagi
siswa, mereka berlatih untuk lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan
sebagai implementasi dari karakter profil pelajar Pancasila. Selain itu,
pengelolaan sampah dengan prinsip 4R dan pembuatan beberapa produk pengiring
seperti sabun dan kue lidah buaya, peralatan meubeler dari sampah plastik,
nantinya juga menjadi pelajaran yang produktif bagi siswa dan lingkungan
sekitarnya.
Penerapan ke Depan (Future)
Selanjutnya
yang dapat dilakukan adalah menjalankan program kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan rancangan yang telah disusun dan ditetapkan secara maksimal.
Koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak demi ketercapaian sasaran
program juga menjadi bagian yang terintegrasi pada tahap pelaksanaan program
kegiatan. Selain itu, rencana perbaikan keterlaksanaan program kegiatan
ekstrakurikuler di masa mendatang juga dilakukan dengan cara menyusun manajemen
resiko serta kerangka monitoring dan
evaluasi sebagai berikut:
1. Manajemen Resiko (Risk
Management).
Manajemen resiko disusun dengan cara melakukan
identifikasi dan analisa terhadap segala resiko yang mungkin terjadi selama
program kegiatan ekstrakurikuler berjalan/berlangsung. Kemudian menetapkan
skala prioritas dari resiko yang teridentifikasi mulai dari rendah, sedang dan
tinggi. Dan yang terakhir guru diharapkan dapat menemukan strategi untuk
menanggulangi resiko yang mungkin muncul tersebut.
2. Monitoring dan
Evaluasi (Monev).
Monitoring dilakukan untuk menghimpun
informasi dan melakukan analisis internal secara rutin dari program kegiatan
ekstrakurikuler yang dijalankan sehingga dapat digunakan untuk proses evaluasi
secara periodik. Kerangka monitoring dan evaluasi (monev) disusun dengan cara
membuat pertanyaan kunci evaluasi,
menentukan fokus monitoring, merencanakan metode penggalian data, serta
menyusun strategi pengolahan data. Kegiatan monitoring dan evaluasi juga harus
dilakukan dengan prinsip relevan, berguna, kredibel dan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
Mantab nih puspo
BalasHapus